Rabu, 20 Februari 2019

pendidikan yang tiada berujung

Setiap manusia mempunyai takdir berbeda.
adakalanya mengalami kesulitan

saya masih ingat bagaimana saya menulis " Prof. Hj. Suwarti, SE, MM"
saya tidak pernah sekolah taman kanak-kanak
saat saya mau daftar sekolah dasar (SD), saya terlambat, entah karena orang tua saya tidak update atau tidak peduli. saya masuk  SD tahun berikut dengan usia 7 tahun. Nyatanya banyak teman satu kelas yang seumuran. saya kira ini bukan kesalahan orang tua, melainkan peraturan baru yang bilang masuk sekolah dasar harus usia 7 tahun. ah entah mana yang benar, karena ada juga yang usia lebih muda dari saya.

SD berlalu, saya peringkat kedua saat Ujian Nasional. memasuki pendaftaran menengah pertama (SMP), saya menduduki peringkat teratas di SMP saat Ujian Masuk. Kemudian saya mendapatkan beasiswa dari Sampoerna FOundation (SF). selama tiga tahun saya sekolah gratis. guru terbaik mungkin sekarang masih mengajar, ibu Cahyanti. beliau pernah membantu saya menulis sinopsis Habis Gelap terbitlah Terang, sinopsis ini diadakan oleh SF untuk penerima beasiswa.saya mendapatkan hadiah. Topi dan kotak pensil dengan simbol SF. entah mereka kemana sekarang. itu sudah begitu lama. aku ikut salah satu organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). guru dan mas terbaik yang sampai saat ini masih eksis yaitu Mas Agus Eko Purwono, semoga beliau selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin. Aku sangat suka basket juga, namun karena sudah memilih ini (PSHT) jadi waktu tidak banyak untuk basket. selain aktif di PSHT saya juga anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). ha ha saya menjadi sekretaris, padahal saya pemalu & pendiam. Iya, saya sangat tidak kompeten untuk berhubungan baik dengan teman-teman. ^^

Tiga tahun telah berlalu, sudah saatnya ujian nasional kembali. dan alhamdulillah saya meraih juara 1 di ujian Nasional. Senang iya senang, saya bisa masuk sekolah favorit yaitu SMAN 1 Kebumen. namun, apa daya, saya akhirnya masuk ke SMKN 1 Kebumen tanpa mencoba. Saya tidak bisa melanjutkan beasiswa saya karena SF tidak menerima Sekolah Kejuruan hanya Sekolah Menengah Atas yang berhak menerimanya. "Sekolah kejuruan membuat kamu mempunyai keahlian", kata kakak dan keluarga. Baiklah, saya sekolah dari pagi - sore. tanpa pernah belaja. raga ini seakan pisah dari jiwa. saya sekolah sekedar sekolah. SMK ini adalah masa saya mengalami kesulitan beradaptasi. dan pada akhirnya saya tidak mempunyai keahlian. serta, saya lulus dengan nilai rata-rata saja. bukan sekolah ini yang kuinginkan. saya mengikuti saran orang karena saya tidak bisa mengambil keputusan. hal ini dikarenakan saya tidak dewasa dan takut gagal di akhir. meskipun akhirnya memang gagal.

semakin lama sekolah, semakin waktunya memilih jurusan. saya pernah ikut PMDK di kampus swasta dan saya lolos di jurusan Ilmu Komputer di Universitas Teknik Yogyakarta. Iya saya tidak ambil karena saya sengan bimbingan belajar (bimbel) masuk Universitas Indonesia. saya tanpa ilmu, saya beranikan diri. setiap ujian bimbel nilai saya selalu terbawah. saya tidak punya malu, biarkan. mereka tidak tahu saya begitu sulit mengikuti pembelajaran singkat ini. saya menyia-nyiakan waktu sekolah ku selama 3 tahun di SMK ^^ Ok sekarang waktunya mengikuti seleksi penerimaan UI, saya ikut jalur SNMPTN, saya memilih jurusan Manajemen dan Sastra Bahasa Jawa. pengumuman saya tidak lolos ha ha . saya akan nganggur ,menunggu tahun depan. oke fix

sembari menunggu saya belajar di darunnajah Cipining Bogor, dan di akhir tahun akhirnya menyerah akan UI dan melanjutkan ke sekolah Pelayaran ( AMNI Semarang). pergi ke semarang untuk pertama kali dan tidak mengenal siapa pun. lalu dijemput oleh teman dekat kakak saya, ya dia menikah tahun ini bulan ini. eh ko bahas dia. iya, karena lagi ingat.

kemudian sekolah di pelayaran , dan usia teman-teman rata-rata dua tahun lebih muda dari saya. ha ha. sekian dulu cerita saya. waktunya shalat

syafakillah

in Frame : Mas Agus 
saya ingin kita bisa berkumpul kembali

in frame : my mom
bahagia bersama di dunia dan syurga