Senin, 16 Januari 2017

What we Have To Do ?



Akhir-akhir ini ane sering menganalisa meme yang ane baca. Mungkin karena ane greget. Tapi, ane tidak bermaksud menyalah
kan malah bisa dikatakan ane sedang membela diri. (astaghfirullah) *peace*

Salah satu nya adalah sebagai berikut :
(( Gambar dunlut ))
Ada tuntutan kesempurnaan kah bagi seorang wanita? Seakan wanita tidak boleh bergerak sedikit saja. (KEMBALILAH KE RUMAH YA UKHTI)
Ane ingin memberikan gambaran bagi wanita yang bekerja kantoran (termasuk pembelaan atas diri sendiri) *smile*
Fitnah wanita memang terbesar, ane akui. Baju, tangan, kaki, mata, warna yang sedang dikenakan, model baju + sepatu yang sedang dikenakan dsb adalah sesuatu yang tiada habis ilmu untuk membahasnya. Bahkan wewangian yang dia kenakan sekalipun.

Namun bolehkah ane melihat dari sisi lainnya, sisi seorang pria maksud ane. Tidak semua kesalahan ada pada seorang wanita, karena pria pun memiliki andil.
Maksud ane, ane ingin menyampaikan : “Bila antara pria dan wanita (para pekerja kantoran) saling menjaga ‘iffah (kehormatan diri mereka), maka tidak akan ada dosa.”

Misal yang pria tidak tebar pesona dan yang wanita tidak ganjen, inshaAlloh tidak ada hal buruk terjadi yaitu hal yang membuat Alloh SWT murka. Perhatikan pada hal terkecil yaitu misal membayangkan “ kalau direktur itu jadi suami/istri-ku”. Segera tepis jauh-jauh yaks. Ini namanya zina hati :D (hal kecil bukan?? )

Ane jadi ingin mengkritik satu per satu :
·         Tabarruj : adalah segala sesuatu yang menarik bagi pria pada diri seorang wanita seperti
Pakaian yang ketat / transparan, Memakai minyak wangi (namun wanita dibolehkan memakai minyak wangi pada bagian tengkuk leher dan ketiak atau bisa dibilang area yang mudah berkeringat), dan Memakai riasan wajah yang BERLEBIHAN. (dalamin saja QS An-Nur : 31)
Solusi:
Kenakan baju syar’i. Berhubung kantor ada seragam ane “kadang” menyiasati dengan berkerudung tergerai. Dan kami dibolehkan mengenakan rok (alhamdulillah)

·         Ikhtilath : mobil tidak hanya satu. Dan iya tidak dibolehkan bila dalam satu mobil hanya berdua pria dan wanita bukan mahram.
Bagaimana dengan kendaraan umum seperti: grab car, taksi, dan ojek pangkalan? Ane Cuma berfikir simple, Ada hal-hal yang diharamkan menjadi halal bila terpaksa kan

·         Tatap mata : benar memang tidak menundukan pandangan saat berbicara dengan pria. Diatasi dengan sekali-kali membuang mata *iyabisajadi* dan jangan lah mata nya diindahin apalagi mata genit *duh* atau sebagai orang terdidik perlu pelajari etiket dalam bekerja.

·         Suara : suara mah dibuat tegas aja. Bukan lembut bukan marah. Pria juga bisa menilai kali. Kalau ane pribadi termasuk wanita yang jutek (haha)

·         Jabat Tangan : alhamdulillah bila bukan kita yang mengawali berjabat tangan, pria sudah memberikan salam dengan tangan di dada mereka. Ummm... untuk klien atau tamu yang baru datang kita bisa pasang kuda-kuda duluan... jangan mengawali berjabat tangan ya cik #muhasabahdiri

Niatkan bekerja sebagai ibadah. Kuncinya ada pada hati kita. Lebih lagi ane bekerja disebabkan butuh modal yang cukup besar untuk mewujudkan mimpi-mimpi *krik-krik-krik* Bismillah apa pun yang kita aamiin-kan pasti terkabul inshaAlloh *curcol dikit*

NB:
Bila seorang wanita berkepandaian bernegosiasi dengan perusahaan lain dengan tujuan perusahaan menjadi maju atau lingkup kecil nya saja yaitu pada lingkungan kantor, maka harus diperhatikan tata krama, aturan islam dan situasi. Kuncinya pada hati manusia itu sendiri. Bila hati bersih, semua energi kebaikan saja yang akan mengitari. Insha Alloh.

Bila mendapat penolakan atau dianiaya yang disalahkan adalah yang menganiaya. Penganiaya itu lah yang sebenarnya perlu belajar banyak. *laughing* dan si teraniaya jangan hanya berdoa “Tuhan tidak pernah tidur” tetapi juga showing them that you are at the right way! Do something! Berani karena benar takut karena salah.